Islam Yang Saya Yakini dan Pahami
Sebagaimana yang saya yakini dalam Islam sebagai agama saya. Dalam Islam kebenaran mutlak ada di tangan Allah SWT. Manusia berhak berpegang pada kebenaran tersebut. Namun demikian, tak berhak memutlakkan kebenaran itu.
Tidak ada manusia di dunia ini yang dapat mendefinisikan kebenaran secara Absolut.
Islam mengajari saya bahwa keragaman itu adalah Sunnatullah. Keseragaman adalah sama hal dengan kemustahilan.
Penolakan atau pemasungan terhadap keberagaman tentunya melawan Sunnahtullah dan penunggalan nilai akan mengalami pembutaan dan kebuntuan abadi.
“ Iman harus menjadi kebebasan nurani Individu.”
( James Madison 1751 – 1836)
Iman dan keyakinan yang benar di inspirasikan oleh persuasi pemikiran rasional, bukan karena paksaan dan kekuatan.
Islam datang pertama ke Indonesia melalui jalan damai, bergaul dengan kebudayaan setempat dan kepercayaan yang sudah ada sebelumnya. Bukan datang membawa golok, kelewang dan pentungan, menghujat kesana-kemari, merusak apalagi membakar.
Sedangkan sekarang ini yang terjadi di negeri yang kita cintai, Indonesia adalah ajaran mengatas-namakan Islam oleh sekelompok orang yang mengaku akhli dalam Islam dengan perilaku kekerasan, pemaksaan, yang seolah-olah suara mereka adalah suara Tuhan.
Umat lain yang non muslim di Indonesia juga bukanlah di sebut Zimmiy. Karena arti sesungguhnya Zimmiy adalah orang non muslim yang di takhlukkan pada jaman Muhammad SAW.
Umat non muslim di Indonesia ada sebelum islam datang. Ini semua harus kita terima fakta dan sejarah yang jelas, tentunya dengan lapang dada serta menerima sebagai keabadian yang hakiki.
Muhammad SAW. Datang membawa rahmat adalah benar adanya. Beliau turut menggenapi agama-agama dari Allah SWT. sebelumnya. Menggenapi bukan berarti membuang yang sudah ada.
Agama di turunkan oleh Tuhan untuk manusia, bukan manusia untuk agama. Artinya agar manusia satu dan lainnya berlomba-lomba berbuat baik dengan sesama.
Lantas, mengapa Allah SWT. Tidak menciptakan semua manusia satu agama, satu ideologi, satu ras, satu bangsa, satu bahasa, atau satu golongan. Tetapi begitu teramat sangat beragam ?
Jawabnya adalah agar kita saling mengenal satu dan lainnya,memiliki tali-rasa pada sesama dan bersikap toleran terhadap perbedaan dan prural. Begitulah sebaik-baiknya iman.
Saturday, July 1, 2006
Islam
I got the following article from a mailing list I join: #Sastra-Pembebasan#. Very lovely and deep thought. :)
Labels:
Islam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment