Monday, May 1, 2006

RUU APP 6

Spesial buat Afiy, yang sayangnya aku gak bisa akses blognya. Mungkin kamu salah ketik alamat blogmu? Kalo bisa kuakses, mungkin aku akan langsung ngetik jawaban atas komentar yang kamu berikan ke aku.
Pernyataanmu yang pertama: laki-laki memang makhluk yang berbirahi tinggi, sehingga ketika dipancing oleh perempuan yang tanpa malu-malu mempertontonkan tubuhnya akan langsung bereaksi.
Jawaban: lihat artikelku yang berjudul “Adam & Hawa dan Kita”. Tak satu pun ayat dalam Alquran yang mengatakan bahwa laki-laki diciptakan oleh Tuhan dengan birahi yang lebih tinggi daripada perempuan. Jelas-jelas Allah berfirman bahwa laki-laki perempuan diciptakan sama, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah derajatnya. Yang akan mendapatkan ganjaran surga adalah mereka yang bertaqwa dan mampu menjaga nafsunya. Ini menunjukkan bahwa Allah TIDAK menciptakan laki-laki dengan birahi yang lebih tinggi sehingga kaum perempuan harus memakluminya, sehingga perempuan harus mau MEMENJARAKAN DIRINYA di balik baju yang membungkus tubuhnya. Untuk hal ini, kamu juga bisa membuka lagi artikelku yang berjudul “RUU APP?” Laki-laki dan perempuan sama rata diberi oleh nafsu oleh Allah tatkala dilahirkan di dunia ini.

Pernyataan kedua: DI Arab Saudi masih terjadi pelecehan seksual dan pemerkosaan, yang kamu hubungkan dengan peribahasa “tak ada gading yang tak retak”. Kemudian kamu hubungkan lagi dengan keadaan di Amerika dimana orang-orang kumpul kebo tidak menjadi masalah.
Jawaban: dari mana kamu tahu bahwa pelecehan seksual dan pemerkosaan di Arab Saudi tidak sebanyak di Indonesia? Ada bukti kongkrit? Yang aku kemukakan hanyalah bahwa tidak ada yang bisa menjamin bahwa pelecehan seksual dan pemerkosaan tidak akan terjadi kalau kaum perempuan menutupi tubuhnya kalau otak laki-laki masih tetap saja ngeres, masih tetap mengobjek-seksual-kan kaum perempuan.
Kamu membandingkan pelecehan dan pemerkosaan dengan kumpul kebo yang dilakukan oleh orang Amerika, ya jelas gak nyambung dong. Kumpul kebo dilakukan berdasarkan suka sama suka, tidak ada yang merasa terpaksa, jadi tidak ada yang merasa dilecehkan maupun diperkosa. Orang-orang yang kumpul kebo itu menggunakan perspektif yang berbeda dari kita dalam memandang hidup ini. Ya jelas tidak etis dan tidak fair kalau kita menghakimi mereka dengan menggunakan kacamata kita. Seperti mereka pun tidak pada tempatnya menghakimi kita menggunakan kacamata mereka. “Misal: kamu bego amat sih having sex aja pake acara pernikahan dulu? Kan tinggal having sex, suka sama suka. Selesai. Kalau kamu ternyata tidak suka, ya tinggal aja tuh pasanganmu. Beres. Cari yang lain.” Kita tentu tidak mau dibilang bego kan?
Perspektif yang berbeda ini misal saja. Ada gelas yang berisi hanya setengah. Seorang optimis akan mengatakan, “This glass is half full.” Sementara seorang pesimis mengatakan, “This glass is half empty.” Padahal isinya sama-sama setengah, namun perspektif yang dipakai berbeda, ya bedalah yang dikatakan.
Mengenai cara berpakaian. Orang-orang Amerika yang sudah sangat biasa berpakaian bikini ketika berada di pantai karena mereka begitu ingin membuat kulit mereka coklat, tidak ada yang melecehkan mereka ketika mereka berjemur di pantai. Namun ketika orang-orang bule itu ke Indonesia, dan berjemur di pantai, habislah mereka ditonton oleh orang Indonesia. Karena apa? Di Amerika itu merupakan hal yang sudah jamak. Orang sudah cuek. Di Indonesia? Jadilah mereka menjadi bahan pelecehan dengan dipelototin, dijepret foto mereka diam-diam, dll.

Pernyataan ketiga: Sudah ada pendidikan agama sejak dahulu namun toh pelecehan dan pemerkosaan tetap saja terjadi, sehingga kita memang membutuhkan RUU APP ini.
Jawaban: mengapa kamu tidak melihatnya dari sisi lain? Berarti ada yang tidak beres dengan pendidikan agama yang ada di Indonesia ini. betapa banyak orang melakukan shalat lima waktu tanpa tahu apa esensi melakukan sholat itu; selain bahwa apa yang dikatakan oleh ulama, “Kalau kamu tidak shalat, maka kamu akan diganjar neraka.” Dan neraka yang diilustraskan begitu mengerikan itu sangatlah membuat orang-orang takut, sehingga banyak dari orang-orang shalat bukan karena untuk menyembah Allah, sang Maha Pencipta, agar shalat mereka itu menjauhkan mereka dari nafsu melakukan kejahatan maupun melakukan sesuatu yang akan merugikan orang lain, namun hanya karena takut masuk neraka. Seperti yang pasti kamu pun sering mendengar omongan orang, shalat jalan terus, korupsi jalan terus, melecehkan atau bahkan memperkosa orang jalan terus.
Dan sangat banyak orang beragama yang justru kemudian memperalat agamanya demi memuaskan nafsu keduniawiannya, dengan membolak-balik ayat.

Pernyataan keempat: laki-laki menolak RUU APP karena mereka menyukai pornografi.
Jawaban: Tatkala terjadi pawai demo RUU APP beberapa waktu lalu di Jakarta, yang juga didukung oleh Gus Dur dan istrinya Sinta Nuriyah, bukankah lebih banyak perempuan yang ada di situ, dengan banyaknya kaum feminis dari berbagai LSM? Mengapa perempuan? Karena kita sesama perempuan harus kompak. Dengan cara berpakaianku yang biasa menutupi hampir seluruh tubuhku (kecuali rambut), dengan diberlakukannya UU APP, aku gak bakal terpengaruh apa pun. Namun aku tentu tidak akan suka kalau melihat perempuan-perempuan lain dikenai sanksi atau pun hukuman padahal mereka tidak bersalah.
Contoh: ketika Andhara Early dikenai tuduhan mempertontonkan tubuhnya karena bersedia difoto dan menjadi model sampul majalah Playboy, mengapa Andhara Early yang dipermasalahkan? Pemerintah yang jelas-jelas tidak peka dengan semangat rakyat Indonesia yang menolak kehadiran majalah ini, mengapa tidak dituntut? Harusnya pemerintah tahu diri untuk tidak memberi izin pengelola majalah ini untuk terbit. Tentu uang sangat berperan penting di sini. Kalau pemerintah tidak memberi izin, majalah playboy tidak akan terbit, tidak bakal ada Andhara Early yang akan dijepret sebagai model.
Mengapa orang-orang tidak mau mencari ke akar permasalahan? Dan hanya mau melihat di permukaan saja? Seandainya Andhara tidak mau, pihak majalah Playboy akan terus mencari model-model lain yang akan mau. Dan model lain inilah yang nantinya akan kena tuduhan itu. Dan, sikapku akan tetap sama, mengapa model lain ini yang dikenai tuduhan pornografi? Mengapa tidak salahkan saja pemerintah? Pemerintah sengaja melakukan hal ini agar terjadi keributan ini, sehingga rakyat Indonesia lupa untuk menilai bahwa peremintahan SBY-JK telah gagal memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya.

Salah satu pertanyaanmu untukku: seperti apa pelecehan yang kuterima meskipun aku telah menutupi tubuhku dengan rok sepanjang mata kaki dan blazer?
Jawaban: aku memberi definisi pelecehan sebagai suatu perlakuan yang tidak menyenangkan, aku tidak pernah mengharapkan seseorang melakukan itu kepadaku, dan tiba-tiba dia melakukannya.
Contoh: ketika aku berjalan di satu tempat, mall atau toko buku misalnya. Tiba-tiba tanpa ba bi bu ada seorang laki-laki yang memelototkan matanya ke arahku dengan cengar cengir. Atau bersiul-siul, atau berdehem-dehem. Itu apa namanya kalau bukan pelecehan? Padahal aku berjalan biasa saja, tanpa gerakan yang mengundang. Mataku tidak jelalatan melihat ke sana ke mari.
Aku tidak akan merasa dilecehkan kalau aku pun menikmati siulan kurang ajar itu, pelototan mata atau pun cengar-cengir itu. Masalahnya adalah, aku sangat terganggu karenanya.
Tentu saja hal ini akan membuatku berpikir bahwa kalau memang pada dasarnya otak seorang laki-laki itu ngeres, ya bawaannya tetap aja ngeres bahkan ketika melihat perempuan yang tidak memakai pakaian terbuka.

Pemerintah hanya membuang-buang uang, energi, dan waktu dengan mengeluarkan RUU APP ini. mengapa tidak memberesi saja UU Pers yang mengatur tentang penerbitan majalah-majalah maupun surat kabar sehingga tak ada lagi majalah maupun surat kabar yang menerbitkan materi yang porno? Dan lebih diperketat pelaksanaan UU tentang pelecehan seksual dan pemerkosaan. Hukuman yang setimpal bagi para pemerkosa harus lebih diperhatikan. Lihat saja hukuman yang tidak seberapa—misal hanya dihukum selama beberapa bulan, sedangkan korban pemerkosaan mengalami trauma seumur hidupnya. Betapa tidak adil bukan?

That’s all. Thanks for your attention.
PT56 23.32 010506

No comments:

Post a Comment